Tinjauan terhadap Kewenangan Peradilan Agama dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Indonesia

Besse Suci Nurul Maqfira; Ana Kurnia; Amirul Syam Fadhil; Ilham Ilham

doi:10.61132/jiesa.v2i3.966

Authors

Besse Suci Nurul Maqfira Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Ana Kurnia Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Amirul Syam Fadhil Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Ilham Ilham Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

DOI:

https://doi.org/10.61132/jiesa.v2i3.966

Keywords:

Religious Court, Islamic Banking, Sharia Economic Disputes

Abstract

The development of the sharia economy in Indonesia demands the existence of a judicial institution capable of resolving disputes in accordance with Islamic legal principles. The Religious Court, through the amendment of Law Number 3 of 2006, has obtained the authority to handle cases in the field of sharia economics, including Islamic banking disputes. However, the implementation of this authority faces various challenges, both in terms of regulation, dualism of authority with general courts, and institutional readiness, such as human resources and infrastructure. This study employs a qualitative method with a normative juridical approach to analyze the legal basis, court practices, and institutional responses in the exercise of this authority. The results of the study indicate that the Religious Court holds great potential as a pillar for upholding sharia economic law but requires reinforcement in various aspects, including improving judges’ competencies, digitalizing the judicial system, and fostering inter-institutional synergy. Moreover, legal protection for justice seekers highly depends on the effectiveness and professionalism of the judicial institution. Therefore, a sustainable strategy is needed to build the institutional capacity of the Religious Court to respond to the dynamics of the sharia economy in a fair, accountable manner and in line with Islamic legal values in Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amalia, C. R., dan Hidayah, A. N. (2024). Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Luar Pengadilan Agama. Jurnal Hukum In Concreto, 3(1), 15–26.

Awaludin, L. (2023). Penguatan Peran PA (Pengadilan Agama) dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah. Al-Ibanah, 8(1), 27–48.

Baihaki, A., dan Prasetya, M. R. B. (2021). Kewenangan Absolut Pengadilan Agama Dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012. Krtha Bhayangkara, 15(2).

Hamsah, N. R. I., Thalib, M. C., dan Arief, S. A. (2025). SENGKETA EKONOMI SYARI’AH: (Konstruksi Hukum dan Kekeliruan Putusan Pengadilan Agama). JURNAL POLAHI, 3(1), 1–14.

Hidayat, D. (2022). Implementasi Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Menurut Perma No. 1 Tahun 2016 pada Lingkungan Peradilan Agama. Jurnal Syntax Transformation, 3(11), 1508–1524.

HIBATULLAH, F. S. (2022). Penyelesaian Perkara Sengketa Ekonomi Syari’ah di Pengadilan Agama Bantul (Studi Terhadap Putusan Nomor 318/Pdt. G/2011/PA. Btl).

Iqbal, M. (2024). Tindak Pidana dan Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah. Al-Hisbah Jurnal Ekonomi Syariah, 4(1), 38–53.

Ira, M. (2022). Kewenangan Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Pasca UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama. Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmiah Sosial Budaya, 1(2), 265–277.

Jihad, A. A. (2023). Kesiapan Lembaga Keuangan di Provinsi Aceh Dalam Menyongsong Berlakunya Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Lembaga Keuangan Syari’ah.

Kartika, S., dan Harahap, M. Y. (2024). KEWENANGAN MENGADILI DALAM PENYELESAIAN PERKARA KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG PERBANKAN SYARIAH. Inovasi Hukum: Jurnal Hukum Progresif, 6(3).

Mujib, M., dan Faishol, M. (2024). Supporting Factors, Inhibiting Factors, and Opportunities for Islamic Financial Institutions in the Global Economy. Journal of Business Improvement, 1(2).

Muslim, M., Syaiful, D. A. A., dan Melia, M. (2021). Analisis Hukum Ekonomi Syari’ah Terhadap Gugatan Wanprestasi Akad Murabahah di Pengadilan Agama (Studi Perbandingan pada Putusan Nomor 0945/Pdt. G/2014/PA. ME dan Putusan Nomor 2370/Pdt. G/2016/PA. Pwt). ASAS, 13(2), 62–75.

Oslami, A. F. (2022). Kedudukan Pengadilan Agama dan Basyarnas dalam Menyelesaikan Sengketa Ekonomi Syariah. AT-TASYRI’: JURNAL ILMIAH PRODI MUAMALAH, 14(1), 27–40.

Paramansyah, A., dan Wicaksono, Z. (2023). Analisis SWOT Lembaga Pendidikan. Tarbiatuna: Journal of Islamic Education Studies, 3(1), 31–42.

Permata, C., dan Ali, Z. Z. (2022). Implikasi Asas Personalitas Keislaman Terhadap Penyelesaian Sengketa Antara Muslim dan Non-Muslim di Pengadilan Agama. Dialog, 45(2), 181–194.

Rahmi, D. (2013). Ruang Lingkup Kewenangan Peradilan Agama dalam Mengadili Sengketa Ekonomi Syariah. Syariah: Jurnal Hukum dan Pemikiran, 13(2).

Saepullah, A. (2016). Kewenangan Peradilan Agama di dalam Perkara Ekonomi Syariah. Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam, 1(2).

Saleh, M. F. M. A., Ridwan, M. S., dan Sinilele, A. (2025). Implementasi Maqashid Syari’ah dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah (Studi Kasus pada Pengadilan Agama Kabupaten Maros). Iqtishaduna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Ekonomi Syari’ah, 589–602.

Salam, S., dan Marlina, A. (2021). Menguji Eksistensi Pengadilan Agama dalam Menyelesaikan Sengketa Ekonomi Syariah. Indonesian Journal of Criminal Law, 3(1), 24–32.

Saputera, A. R. A. (2021). Dilematika Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah dan Refleksi Hukum Islam bagi Non Muslim yang Bersengketa. Iqtishaduna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Ekonomi Syari’ah, 173–183.

Tomayahu, F. (2025). Tinjauan Yuridis Pengaturan dan Penyelesaian Perbankan Syariah Terhadap Praktik Peradilan di Indonesia. Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum, 6(1), 44–49.

Yanatama, M. I. A. A. (2024). Optimalisasi Peran Peradilan Agama dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah: Perspektif Hukum Progresif. Jurnal Mahalisan, 1(1), 70–79.

Zharfan, M., Sandy, A. N. B., Ekoputro, H. F. H., dan Ridho, M. (2025). Tinjauan Yuridis Terhadap Gagalnya Pelaksanaan Akad Mudharabah Koperasi Karya Usaha Mandiri Syariah Bogor dalam Sengketa Investasi Syariah. Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial dan Hukum, 3(2), 188–197.